Minggu, 18 Mei 2014

EDISI TPA

Beberapa menit menjelang bergantinya hari, di saat berkutat dengan proposal yang bukan skripsi, kucoba menguntai kata menjadi rangkaian kalimat yang bertutur cerita, sore tadi.

Sore ini agak sepi,

Setelah ngaji, saya kumpulkan adik - adik, agak susah memang pekerjaan ini, pasalnya anak - anak memang "liar" karena lebih suka lari - lari dan perang - perang an ketimbang duduk bersila mendengarkan cerita. Tapi usahaku tak terhenti, saya panggil satu persatu dan saya tuntun ke salah satu pojok TPA, kami membuat lingkaran kecil yang tak begitu rapi.

Saya membuka dialog dengan bercerita seputar ramadhan, menanyai mereka satu persatu tentang puasanya. Kemudian melontarkan beberapa pertanyaan tentang ibadah ini, mereka berlomba mendapatkan perhatianku dengan menjawab sekenanya, aku geli mendengarnya.

Kemudian, salah satu dari mereka bercerita tentang Sinetron GGS begitu mereka menyebutnya, kontan satu sama lain saling bersautan menandakan mereka satu frekuensi, satu sama lain saling membenarkan, menambahkan, dan bahkan menyalahkan. Usut punya usut ternyata GGS itu kepanjangan dari Ganteng Ganteng Serigala. Yassalammmmm..... saya fikir APAAA????!!!!

Meraka hafal betul tentang sinetron ini. Kali ini saya jadi pendengar setia, saya hadapkan wajah ke satu persatu dari mereka yang bercerita, mencoba ikut simpati dan sesekali ikut tertawa meski saya ndhak begitu merasa lucu. Saya menunjukkan ekspresi ketertarikan, ini salah satu strategi memikat hati (haitsahhh). Tapi ya sebenarnya tidak begitu asyiek, wajar, hampir tak satupun episode yang mereka ceritakan itu pernah saya lihat. Tapi mereka begitu asyiek, hingga waktu berlalu cukup lama. Saya masih asyiek sebagai pendengar setia.

Sebenarnya saya tidak tega menghentikan obrolasn ini, tapi saya melakukannya juga,
"Sip, sekarang gantian Abang yang cerita ya" Akupun menyela
"Tentang apa bang? Hantu? Horor?" Ah pertanyaan mereka
"Bukan bukan, tapi ini tentang syurga" Balasku penuh ekspresi
"Ahhhhh..." Mereka mengeluh tanda tak sepakat
"Eh, begini, Siapa yang tahu apa itu syurga?" Tanyaku memulai cerita, mencoba mencari celah dan materi agar mereka tertarik.

Satu persatu merekapun menjawab, ada yang bilang indah, luas, dan sebagainya. Sewaktu saya tanya siapa yang berhak masuk syurga, jawaban merekapun lucu - lucu dan ada benarnya juga. Kemudian saat saya tanya mau minta apa saat di syurga, mereka menyebutkan hal hal lucu, ada yang minta layangan, ada yang minta emas, ada yang minta apel, ada yang minta rumah, laptop, hape, bahkan ada yang minta Cowok ganteng *Yasssalammmmmm #EFEK SINETRONN dan lain sebagainya.

"Bang, caranya masuk syurga bagaimana?" Ada salah satu santri yang menyela
"Nah, masuknya syurga itu, kita harus selamat saat lewat jemabatannya" Saya memang sengaja tidak menyebutkan nama jembatannya, tapi mereka sudah faham dengan arah pembicaraannya.
"Iya bang, jembatannya kecil banget ya bang, lewat rambut yang di belah jadi tujuh, trus gimana bang cara lewatnya? Bukannya susah ya bang?" Dele,Niken,Vina dan Kemal yang kritiss

Saya perhatikan mereka mulai tertarik, ada yang mulai mendekat dan lebih khusuk memperhatikan apa yang akan saya sampaikan selanjutnya. Ada ekspresi takut tidak bisa nyeberang, ada ekspresi penasaran, dan ada juga yang datar tanpa penghayatan, hahaha. Kemudian saya sampaikan beberapa nasehat tentang akhlak - akhlak sederhana yang barangkali tak begitu cukup untuk menyelamatkan kami dari jembatan penyeberangan ini, entahlah, Alloh yang akan mencukupkan persayaratan lainnya, insyaAlloh.

"Bang, pengen masuk syurga" Pinta salah satu santri. Agak manja ekspresinya. Acara ditutup, semoga lain waktu bisa dilanjutkan lagi dengan materi yang lebih seru tentunya.

Setelah acara selesai, masih ada beberapa santri yang "Penasaranl"Hari pun sudah menjelang maghrib.

Hikmah sederhana yang ingin saya bagi dari rangkaian kata tak begitu indah ini adalah,
"Jika ingin didengarkan, kita hanya butuh kesabaran lebih lama untuk mendengarkan"


Senin, 12 Mei 2014

Jangan Jatuh Cinta Tapi Bangun Cinta

Kawan...
 suatu ketika mungkin kita pernah jatuh hati...
 memendam rasa..
atau suka pada seseorang yang kita kagumi.
 Namun...
 banyak sekali yang salah mengekspresikan cinta hingga ia terpadaya dengan cintanya..
 Sahabatku...!!!
 marilah kita alihkan energi cinta kita bukan untuk melihat...
 bukan hanya untuk memikirkan bahwa dirinya lah yang terbaik bagi kita.
 namun untuk mempersiapkan.. sehingga jika suatu saat kelak Alloh telah berikan pada kita satu yang tepat untuk diri kita kita akan komitment dengan dirinya.
 Sahabatku... para pencinta sejati... bukanlah ia yang mengubar-ngubar pesona cintanya
 namun para pencinta sejati... adalah ia yang siap untuk komitmen memberikan cintanya hanya untuk yang halal bagi dirinya | Saudaraku.. mari kita bangun cinta hingga cinta kekal sampai surga.
#SFK

Minggu, 11 Mei 2014

GALAU.. ? HARUS !!!

“Galau kok harus?” atau, “Bukankah orang-orang kebanyakan menyuruh kita untuk tidak bergalau?” Terus kamu bertanya lagi, “Lalu kalau galau itu dilarang, mengapa artikel blogg ini menyuruh saya untuk bergalau?” “Berarti blog ini mencoba menjerumuskan saya ke dalam keterpurukan hidup dong?” Kemudian kamu pun menyimpulkan, “Berarti blogg ini tidak layak untuk di dibaca, dong?”

Ups…. Tenang dulu! Tidak usah panik. Saya tidak ingin menjerumuskan kamu pada kubangan hitam. Justru saya ingin kita semua menjadi pribadi yang GEMILAU. Nah menurut saya, GALAU merupakan salah satu cara yang cukup efektif menuju pribadi yang luar biasa itu. Lalu kamu mungkin bertanya, “Bukankah galau justru membuat kita menjadi pribadi yang suram, tidak gemilau seperti cahaya?” Yah, kalau itu sih galau yang salah alamat. Kalau GALAU yang dibahas di buku ini, justru membuat kita semua insya Alloh dapat menjadi pribadi yang gemilau.

Saya merupakan seorang pemuda yang selalu Galau,
Melalui blogg ini, saya mencoba mengajak kita semua untuk bergalau kepada yang berhak untuk digalaukan. Galau yang semuanya berujung pada hal yang satu. Yaitu galau kepada Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Alloh SWT. Dengan galau kepada-Nya, insya Alloh kita akan menjadi manusia yang gemilau baik di dunia maupun akhirat. Sebab dengan galau kepada Alloh SWT, terdapat pancaran dalam diri kita yang bisa membawa pada kondisi untuk selalu patuh dan taat kepada ajaran-ajaran-Nya. Enggan untuk berbuat kezaliman dan kenistaan. Berbuat baik kepada sesama dan cinta kasih sebagai cara hidupnya
.
Dengan GALAU, banyak membantu orang mencapai kesuksesannya, sebagaimana galaunya Thomas Alfa Edison bisa menciptakan lampu pijar, juga galaunya Bill Gates penemu Microsoft, atau galaunya Siti Hajar istri nabi Ibrahim yang akhirnya bertemu dengan air Zam-zam. Galau adalah pisau yang tajam, negatif bisa untuk membunuh dan juga positif bisa menghasilkan makan.Sobat yang sedang GALAU.. Saya ucapkan Selamat menikmati kegalauan anda.!!!  #Azhari Nasution

Sendiri Menyepi

Sendiri Menyepi

Sendiri Menyepi..

Tenggelam dalam renungan

Ada apa aku seakan kujauh dari ketenangan

perlahan kucari, mengapa diriku hampa

mungkin ada salah, mungkin ku tersesat,

mungkin dan mungkin lagi…

Oh Tuhan aku merasa

sendiri menyepi

ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi

sampai kapan ku begini

resah tak bertepi

kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala

benderang di hidupku..

Perlahan kucari, mengapa diriku hampa

mungkin ada salah mungkin ku tersesat,

mungkin dan mungkin lagi

Oh Tuhan aku merasa..

sendiri menyepi…

Ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi

sampai kapan ku begini

resah tak bertepi

kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala

Oh Tuhan aku merasaaaaaaaa……

seeeeendiri….aku merasa sendiri..

sampai kapan begini

resah tiada bertepi..

Kuingin cahyaMu

benderang di hidupku..
Edcoustic Nasyid

Jalan Cahaya

Mulanya ku tiada menyadari
segala perjuanganmu untukNya
kau rela korban kan harta
demi tujuan mulia tak peduli
onak dan duri

hari berganti musim tlah berubah
mampu tunjukan arti persahabatan
telah banyak yang dirasa
hingga akhirnya berpisah
walau jiwa tak pernah berdusta

hujan, panas terik mentari
jadikan langkah ini tiada henti
tangisan deraian air mata
hanya untuk tetap dalam jalan cahaya

dihati terus bersemayam
ukhuwah selalu terpatri
tiada yang memisahkan
hingga akhirnya kita bersua lagi

Nasyid. Sigma

ROMANTIS itu...?

Romantis itu saat menghafal quran bersama istri tercinta,
Romantis itu saat istri lelah mendidik anak, lalu suami memijit dengan mesra,
Romantis itu saat sepertiga malam suami membangunkan istrinya dengan lembut untuk tahajud bersama.
Romantis itu saat tetap bersyukur kala satu sepeda berdua, pake motor boncengan, atau pun saat satu mobil bersama istri dan anak tercinta,.
Romantis itu ketika minum di gelas yang sama bersama pasangan halal.
Romantis itu ketika mulut bertasbih saat melihat keindahan alam bersama suami tercinta.
Romantis itu saat suami sedang ditimpa ujian, lalu istri menenangkan, "Tenang sayang, Alloh bersama kita"
Romantis itu saat istri sedang bersedih, lalu suami memberikan pundaknya, menyeka air matanya, lalu memeluknya dengan hangat.

Romantis itu pastinya saat semua yang kita lakukan bersama pasangan halal dengan niat mengharap ridho Alloh.
Oh indahnya cinta yang dibingkai iman.
Ia menembus dinding jarak dan waktu.
Maka jejak cintapun membumi
Namun hakikat cinta pun melangit.

"Karena ia bertemu karena Alloh, mencintai karena Alloh. Bahkan walaupun raga mesti berpisah tetap karena Alloh".

Semoga kita bisa saling mencintai karena Alloh. Aamiin

BERANI itu....?

Berani itu saat kau mampu membalas, namun kau memilih tuk memaafkan.

Berani itu saat kau mampu mendua, namun kau memilih tuk setia.

Berani itu saat kau mampu menepuk dada, namun kau memilih berlapang dada.

Berani itu saat kau masih pantas membebani keluarga. Namun kau justru mandiri dan membahagiakan mereka.

Berani itu saat kau dapat memilih untuk malas dan menunda, tapi kau justru terus bergerak dan mencoba.

Berani itu saat kau mengatakan yang jujur, walaupun pahit.

Berani itu saat kau mengakui kesalahanmu, walau kau mampu untuk menutupinya.

Berani itu saat kau gagal mencapai sesuatu, namun kau tetap optimis dan bangkit kembali.

Berani itu saat kau berada di jalan kebenaran dan mengajak orang untuk benar, walau kebanyakan manusia memilih bangga dengan kesalahan.

Berani itu saat kau takut akan sesuatu, namun kau mencoba untuk menghadapinya.

"Percayalah, keberanian takkan mempercepat atau memperlambat kematian. Tetapi keberanianlah yang membedakan orang yang jiwanya masih hidup dengan yang perlahan meredup".

Setujuuu...???

SIAP MENIKAH DENGAN SETIA (Spiritual, Emosional, True Finansial, Intelektual, Action))

1. Kesiapan Spiritual
Untuk lelaki minimal bisa mengimami, tahu dasar-dasar fiqh dan fasih membaca quran. Perbanyak kedekatan sama Alloh, luruskan niat, dan kuatkan tauhid.

2. Kesiapan Emosional
Menikah itu menyatukan dua insan yang berbeda watak, keinginan dan harapan. belum lagi psikologi pria wanita yang berbeda. Butuh kesabaran yang meninggi, kedewasaan dalam bersikap. Kebanyakan keretakan rumah tangga karena keduanya tinggi ego.

3. Kesiapan True Finansial
Bukan masalah kemapanan atau kekayaan, tapi kemampuan untuk menafkahi dan bertanggung jawab. Karena banyak juga yang kaya tapi menyakiti, mapan tapi tak memuliakan. Untuk yang masih kuliah, sebaiknya mandiri sedini mungkin, biar di usia subur dan semangat untuk menikah begitu besar, Anda sudah mampu menginmbanginya dengan memberikan mahar dan menafkahi calon istri.

4. Kesiapan Intelektual/ilmu
Perbanyak wawasan dan pemahaman tentang manajemen, komunikasi suami istri, parenting, dll. Intinya karena tak ada sekolah jadi suami atau istri, apalagi tak ada sekolah jadi ayah dan ibu, tugas kita mencari semua ilmu dan bertanya pada yang berilmu.

5. Kesiapan untuk Action
Kalau menikah hanya angan-angan semu, atau ditulis di hati tanpa aksi. Jangan harap jodoh kan menghampiri. Lelaki yang sudah menyiapkan 4 kesiapan sebelumnya namun tak punya nyali melamar sang pujaan hati maka sampai kapanpun ia tak kan punya istri.

Kawan,
Jemput ia dengan ketakwaan
Datangi keluarganya dengan senyum keoptimisan
Lamar ia dengan kesiapan
Bimbing ia menuju pelaminan

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLOH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur (24) : 32).

Semoga dimudahkan
Menuju gerbang pernikahan.
Bukan tergesa-gesa, namun menyegerakan.
Aamiin

Maka, tetaplah di jalan kebenaran ini Saudaraku...

Memang, berjalan di atas kebenaran itu begitu sukar, berat bertabur ranjau dan batu kerikil.

Tapi, inilah jalan para pejuang.
Jalan yang membutuhkan kesabaran,
Kehati-hatian, bahkan sepi pengunjung.

Tapi yakinlah, kesulitan ini tak kan lama
Pengorbanan ini tak seberapa
Dibandingkan janji surgaNya yang istimewa.

Maka, tetaplah di jalan kebenaran ini Saudaraku
. Alloh bersama orang yang sabar.

Siap.??

Positif

Awalnya, engkaulah yang lelah membiasakan sesuatu. Tapi selanjutnya, kebiasaanlah yang akan mengendalikan hidupmu.

Maka urutannya:
Berpikir positif
Berkata positif
Bertindak Positif
Lakukan terus menerus ketiganya dengan hati yang bahagia.
Lalu, syukuri kemajuan yang kau dapati.

Jadi, kebiasaan baik apa yang akan kau biasakan mulai hari ini?

"Ilmu itu cahaya, bodoh itu bahaya"

Ilmu itu ibarat cahaya. Sulit menembus cermin hati yang kusam karena dosa dan maksiat.

Para penuntut ilmu yang ingin mendapatkan keberkahan ilmu. Selayaknya memperbanyak taubat dan senantiasa mensucikan diri. Agar ilmu mudah terinternalisasi dalam diri. Bukan hanya pengetahuan yang menambah keangkuhan diri.

Benarlah pribahasa Arab, "Ilmu itu cahaya, bodoh itu bahaya".

Minggu, 04 Mei 2014

catatan kecil seorang mahasiswa

Sudah menjadi sewajarnya ketika seorang pemuda memiliki jiwa dan semangat yang berapi-api dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Ini sudah menjadi hasrat seorang pemuda yang selalu berusaha untuk merealisasikan semua keinginannya, bagaimanapun caranya. Pemuda itu selalu indentik dengan emosionalnya, semangatnya, serta kekuatannya. Namun, melihat kondisi pemuda saat ini, peran pemuda sudah jauh dari koridor yang seharusnya menjadi tugas seorang  pemuda.
Pada era modern ini, pemuda identik dengan mahasiswa. Namun mahasiswa era ini pun sudah melupakan  tugas, fungsi serta peran seorang mahasiswa. Begitu besar seharusnya harapan bangsa ini terhadap mahasiswa yang  kelak akan menjadi pemimpin negara. Mahasiswa merupakan kaum intelektual yang memiliki visi, misi dan tujuan yang ideal dalam membangun bangsa. Segala tingkah laku dan perbuatannya pun didasarkan pada kaidah ilmiah dan menggunakan akal pikiran yang jernih dan komprehensif.
Meskipun pada kenyataanya, tidak semua mahasiswa seideal itu. Namun itu semua menjadi tolok ukur dan pandangan ke depan agar seluruh mahasiswa di Indonesia menjadi calon pemimpin yang ideal yang akan memimpin bangsa ini.
Paradigma mahasiswa  saat ini pun telah jauh berubah. Yang  tampak dominan ialah mahasiswa yang menuntut lulus cepat, IPK besar,dan cepat bekerja. Namun, satu tugas penting mahasiswa yang terlupakan yaitu menjadi pengabdi masyarakat. Padahal ini jelas tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Alih-alih untuk lulus cepat dan IPK besar, mahasiswa pun berusaha  dengan segala cara. Inilah yang membentuk bibit-bibit koruptor. Ini sebenarnya merupakan efek dari keterpurukan sistem pendidikan dan ekonomi bangsa ini.
Permasalahan lain yang menjadi sorotan ialah dis-integritas. Seharusnya, mahasiswa kembali menumbuhkan hati nurani mereka. Ketika hati nurani sudah tumbuh maka kejujuran yang akan berbicara dan mempengaruhi seluruh pola pikir. Nilai-nilai mulia akan muncul. Tak akan ada lagi ego yang hanya mementingkan nafsu semata. Sehingga  keputusan-keputusan  yang diambil merupakan keputusan mulia yang berasal dari hati.
Semua jawaban dari seluruh permasalahan ini kembali ke diri mahasiswa. Mereka harus mampu memanfaatkan seluruh potensi yang ada. Menjadikan kampus sebagai laboratorium kepemimpinan, melakukan eksperimen-eksperimen dalam upaya membentuk karakter dan mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin di masa yang akan datang.  Karena kejahatan merajalela bukan karena memiliki kekuatan, namun karena diamnya orang-orang baik. Wallahu A’lam.